Kamis, 18 Februari 2010

catatan untuk para suami

CATATAN UNTUK PARA SUAMI
Bagikan
Kemarin jam 9:53
CATATAN UNTUK PARA SUAMI
Oleh Sholat Tahajud by Qiyamul lailHari ini jam 8:07

Wanita mana yang tidak mendambakan seorang lelaki yang kelak dapat menjadi sandaran hidupnya, mampu membimbing dan mendidiknya untuk menjadi wanita terbaik dan shalihah bukan saja hanya untuk suaminya, tetapi terbaik untuk Allah subhanahu wata’ala. Suami yang selalu memotivasinya untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dan selalu istiqamah di jalan-Nya. Maka tentunya kiat-kiat di bawah ini perlu diketahui oleh para kaum lelaki yang ingin menjadi suami idaman bagi istri-istrinya. Di antaranya adalah:



1. Hendaklah seorang suami senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala dalam mempergauli dan memperlakukan istrinya. Karena ia adalah amanah yang akan dipertanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala pada hari Kiamat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Perlakukanlah wanita-wanita itu dengan baik". (Muttafaq 'alaih). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang berbuat zhalim terhadap wanita. Sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdo'a, "Ya Allah sesungguhnya aku akan menjadi penghalang (orang yang menzhalimi) hak dua golongan yang lemah, yakni: Anak yatim dan wanita." (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan).







2. Hendaklah seorang suami memiliki perangai dan tabiat yang mulia. Janganlah ia mencaci istrinya, menjelek-jelekkannya, dan mendiamkannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Janganlah seorang mu'min membenci seorang mu'minah, jika ia tidak menyukai suatu perangai nya, maka ia akan menyukai perangai yang lain dari dirinya." (HR. Muslim).



3. Hendaklah seorang suami banyak bersabar dan baik dalam bermu'amalah dengan istrinya. Maka sebaik-baik kalian adalah yang menjaga persahabatan dan kasih sayang! Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah sebaik-baik kalian kepada keluargaku". (HR. Ibnu Majah)



4. Hendaklah seorang suami memiliki kecemburuan terhadap istrinya, tetapi tidak berlebihan, sehingga berburuk sangka kepadanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Apakah kalian merasa kagum/heran dengan ghirah (rasa cemburu)nya Sa'ad? Sungguh aku lebih cemburu darinya, dan Allah lebih cemburu dariku." (HR.Muslim).



5. Hendaklah seorang suami bersikap lemah lembut dan bijaksana dalam menyikapi kesalahan dan kekeliruan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi indah, dan tidaklah kelembutan itu hilang dari sesuatu, melainkan ia akan memperbu-ruknya." (HR. Muslim). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha lembut, Dia menyukai kelembutan di dalam semua perkara." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).



6. Hendaklah seorang suami memberikan nafkah kepada istrinya dengan ma'ruf (layak). Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal." (QS. Al-Isra': 29)

(maksudnya: tidak kurang dan tidak berlebihan, pent.)



Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya, apa hak istri yang wajib dipenuhi oleh suami? Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Kamu memberi makan kepadanya, jika kamu makan. Dan kamu memberi pakaian untuknya, jika kamu memakai pakaian. Dan janganlah kamu memukul wajah, menjelek-jelekkannya, dan jangan pula kamu mendiamkannya kecuali di dalam rumah." (HR. Ahmad dan Abu Daud).



7. Hendaklah seorang suami mempelajari fiqih kewanitaan sehingga ia mengetahui cara menggauli istrinya saat haidh dan nifas, dan hendaklah ia mengajarkan kepada istrinya tentang masalah tersebut, jika ia belum mengetahuinya.



8. Hendaklah seorang suami mengerti, bahwasannya tidak boleh baginya berhubungan (bersetubuh) dengan istrinya waktu haidh, dan tidak pula pada duburnya. Dan dibolehkan baginya untuk bermesra-mesraan dengannya waktu haidh, kecuali melakukan jima' (bersetubuh), karena hal tersebut diharamkan. Allah subhanahu wata’ala berfirman,artinya, "Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:"Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintakan Allah kepadamu. Sesung guhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagai mana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah ahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (QS. Al-Baqarah: 222-223)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Allah subhanahu wata’ala tidak memandang seorang lelaki yang menggauli lelaki lain atau seorang wanita melalui dubur". (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albani).



Di antara etika melakukan jima': Memulai dengan basmalah (membaca bismillah dan berdo'a), bersenda gurau, berpelukan, mencium sebelum melakukannya. Karena hal itu lebih dapat memberikan kepuasan bagi suami dan istri. Dan jika seorang suami telah selesai menunaikan hajatnya, maka hendaklah ia tidak tergesa-gesa (menyudahinya), sampai sang istri mendapatkan haknya. Dan barangsiapa yang ingin mengulanginya (jima'), maka hendaklah ia membasuh kemaluannya, lalu berwudhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya, "Jika salah seorang di antara kalian akan menyetubuhi istrinya mengucapkan (berdoa), "Dengan nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu apa yang Engkau rezekikan kepada kami. Maka niscaya setan tidak akan mencelakakan anak (hasil) dari keduanya selama-lamanya."(Muttafaq 'alaih). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian menyetubuhi istrinya, kemudian hendak mengulangi, maka hendaklah ia berwudhu." (HR. Muslim)



9. Hendaklah seorang suami menjauhkan diri dari menyebarkanluaskan rahasia-rahasia hubungan suami-istri. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah subhanahu wata’ala pada hari Kiamat adalah seorang suami yang menggauli istrinya, dan istrinya menggaulinya, kemudian ia sebarkan rahasia istrinya." (HR. Muslim).





Suatu ketika dikatakan kepada sebagian orang-orang shalih yang ingin menceraikan istrinya, "Apa yang membuatmu ragu kepada istrimu?" Lalu ia menjawab, "Orang yang berakal tak akan membuka rahasia." Maka tatkala ia telah menceraikannya, ia pun kembali ditanya, "Mengapa kamu menceraikannya?". Lalu ia pun menja-wab, "Apa urusanku/ hakku dengan istri orang lain?"

Mudah-mudahan kiat-kiat di atas dapat menjadi nasihat berharga untuk para suami dan para calon suami yang ingin menjadi idaman para istri. Dan semoga Allah subhanahu wata’alasenantiasa memberi kan taufiq-Nya kepada kita semua.



Sumber: Dialihbahasakan dari buletin “Baaqotu wardin wa Nisrin, Muhdatun Likulli ‘Arusain”, Min al-Qism al’Ilmy Bi Daril-Wathan. (Oleh: Abu Nabiel)

Jumat, 12 Februari 2010

Biar mudah menghafalkan bilangan romawi

Nyanyiin lagu berikut ini dengan nada lagu satu-satu aku sayang ibu ya!!!

I satu V lima
X sepuluh L lima puluh
C seratus D lima ratus
Terakhir M seribu

Sebelum itu dikurang
Sesudah itu di tambah
I X C M hanya tiga kali
Tidak boleh empat kali

RPP Matematika kelas IV SD sem 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MATEMATIKA KELAS IV

Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung bilangan dalam menyelesaikan masalah

Kompetesi Dasar
1.1. Mengidentifikasi sifat-sifat pengerjaan hitung

Indikator
1. Mengenal sifat-sifat operasi hitung
2. Menggunakan sifat-sifat operasi hitung untuk melakukan perhitungan secara efisien

Alokasi Waktu
6 x pertemuan (12 jam pelajaran x 35 menit)

Materi Pokok / Sub Materi Pokok
1. Operasi Hitung Bilangan
1) Mengidentifikasi Sifat-Sifat Operasi Hitung
a. Sifat Pertukaran (Komutatif)
b. Sifat Pengelompokan (Asosiatif)
c. Sifat Penyebaran (Distributif)
d. Sifat Penjumlahan Nol (0)
e. Sifat Perkalian dengan Bilangan Nol (0)
f. Sifat Perkalian dengan Bilangan Satu (1)
g. Sifat Bilangan 1 dalam Pembagian
h. Sifat Bilangan 0 dalam Pembagian
i. Sifat Operasi Hitung Pembagian yang Lain
j. Sifat Tertutup

Metode Pembelajaran
Direct Instructional (DI), Cooperative Learning (CL), Simulasi

Sumber Belajar
Buku Matematika SD Kelas IV, alat tulis, peraga matematika, kartu origami

Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Apersepsi
Motivasi : Siapa tahu 1 + 2 ? kalau dibalik 2 + 1 sama tidak hasilnya ?
Pengetahuan prasyarat : Sifat apakah itu ?

b. Kegiatan Inti
 Guru menunjukkan origami bertuliskan angka berbeda pada warna yang berbeda pula, masing-masing angka ditulis 2 kali.
 Guru membuat kalimat penjumlahan dengan kertas origami itu, kemudian mensimulasikan sifat pertukaran (Komutatif).
 Siswa diminta untuk mengamati dan menghitung apakah hasil penjumlahan tersebut sama setelah ditukar letak angkanya.
 Bersama-sama menyimpulkan hasil simulasi dan menuliskan rumus formulasi sifat pertukaran (Komutatif) terhadap penjumlahan.


 Guru membuat kalimat matematika seperti simulasi di atas untuk pengurangan dengan sifat pertukaran (Komutatif).
 Siswa diminta untuk mengamati dan menghitung apakah hasil penjumlahan tersebut sama setelah ditukar letak angkanya.
 Bersama-sama guru dan siswa membuktikan bahwa pengurangan tidak bersifat pertukaran (komutatif).
 Guru membuat kalimat matematika seperti simulasi sebelumnya untuk kalimat matematika perkalian.
 Siswa diminta untuk mengamati dan menghitung apakah hasil perkalian tersebut sama setelah ditukar (komutatif).
 Bersama-sama menyimpulkan hasil simulasi dan menuliskan rumus formulasi sifat pertukaran (Komutatif) terhadap perkalian.

 Guru membuat kalimat matematika seperti simulasi sebelumnya untuk kalimat matematika pembagian.
 Siswa diminta untuk mengamati dan menghitung apakah hasil pembagian tersebut sama setelah ditukar (komutatif).
 Bersama-sama guru dan siswa membuktikan bahwa pembagian tidak bersifat pertukaran (Komutatif).
 Guru memberikan latihan kemudian meminta siswa mengerjakan soal di buku paketnya.

c. Kegiatan Akhir
 Guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa.
 Mengulang materi dengan mengelompokkan bahwa hanya penjumlahan dan perkalian yang dapat bersifat komutatif.




















2. Pertemuan Kedua
a. Apersepsi
Motivasi : guru menanyakan sifat komutatif pada operasi hitung penjumlahan dan perkalian.
Pengetahuan prasyarat : Bisakah angka dikelompokkan?

b. Kegiatan Inti
 Guru membuat kalimat penjumlahan dengan tiga angka.
 Guru memberikan tanda kurung pada penjumlahan angka 1 dan 2.
 Siswa diminta untuk menghitung hasilnya.
 Guru memberikan tanda kurung pada penjumlahan angka 2 dan 3.
 Siswa diminta untuk menghitung hasilnya.
 Guru menanyakan sama atau tidak hasilnya.
 Bersama-sama menuliskan kalimat operasi hitung pengelompokan (asosiatif)


 Guru mengulang kegiatan di atas untuk kalimat pengurangan.
 Bersama-sama membuktikan bahwa pengurangan tidak bersifat pengelompokan (asosiatif)
 Guru mengulang kegiatan di atas untuk kalimat perkalian.
 Bersama-sama menuliskan kalimat operasi hitung pengelompokan (asosiatif)


 Guru mengulang kegiatan di atas untuk kalimat pembagian.
 Bersama-sama membuktikan bahwa pembagian tidak bersifat pengelompokan (asosiatif)
 Guru memberikan latihan kemudian meminta siswa mengerjakan soal di buku paketnya.

c. Kegiatan Akhir
 Guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa.
 Mengulang materi dengan menyebutkan bahwa hanya penjumlahan dan perkalian yang dapat bersifat asosiatif.
3. Pertemuan Ketiga
a. Apersepsi
Motivasi : guru menanyakan rumus sifat komutatif dan asosiatif pada operasi hitung penjumlahan dan perkalian.
Pengetahuan prasyarat : Bisakah angka didistribusikan?

b. Kegiatan Inti
 Guru membuat sebuah kalimat matematika kemudian memberikan contoh menguraikannya. Kegiatan ini diulang untuk rumus-rumus di bawah ini.










 Siswa diminta untuk menghitung hasil setiap contoh operasi hitung.
 Guru menanyakan sama atau tidak hasilnya.
 Bersama-sama mengoperasikan sifat operasi hitung penyebaran (distributif)
 Guru memberikan latihan kemudian meminta siswa mengerjakan soal di buku paketnya.

c. Kegiatan Akhir
 Guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa.
 Mengulang materi dengan menyebutkan rumus-rumus operasi hitung yang telah diajarkan.




4. Pertemuan Keempat
a. Apersepsi
Motivasi : guru menanyakan rumus sifat komutatif, asosiatif, distributif pada operasi hitung penjumlahan dan perkalian.
Pengetahuan prasyarat : 1 + 0 = ….., 2 x 1 = ……., 3 x 0 = ……, 4 : 1 = …..
1) Sifat Penjumlahan Nol (0)
2) Sifat Perkalian dengan dengan bilangan Nol (0)
3) Sifat perkalian dengan Bilangan Satu (1)
4) Sifat Bilangan Satu (1) dalam Pembagian
5) Sifat Bilangan Nol (0) dalam Pembagian

b. Kegiatan Inti
 Guru mengulang-ulang pertanyaan prasyarat dengan angka yang lebih besar.
 Guru menuliskan satu soal langsung dijawab oleh siswa.
 15 menit untuk menulis soal dan mengerjakannya.
 Siswa yang belum selesai harus tetap berhenti pada waktu yang sudah ditentukan, jika tertinggal berarti dianggap salah.
 Siswa diminta untuk mengerjakan soal di buku paket bagian D, E, F, dan G dengan waktu 10 menit.
 Guru menilai hasil siswa dan mengembalikan kepada siswa bila masih ada yang harus diperbaiki.

c. Kegiatan Akhir
 Guru mengulang materi yang sudah diberikan secara lisan dan acak menunjuk siswa.







Uraian Materi
1) Sifat Penjumlahan Nol (0)
a + 0 = a atau 0 + a = a
2) Sifat Perkalian dengan dengan bilangan Nol (0)
a x 0 = 0 atau 0 x a = 0
3) Sifat perkalian dengan Bilangan Satu (1)
a x 1 = a atau 1 x a = a
4) Sifat Bilangan Satu (1) dalam Pembagian
a : 1 = a
5) Sifat Bilangan Nol (0) dalam Pembagian
a : 0 = tidak terdefinisikan dan 0 : a = 0






















5. Pertemuan Kelima
a. Apersepsi
Motivasi : guru menanyakan rumus sifat komutatif, asosiatif, distributif pada operasi hitung penjumlahan dan perkalian.
Pengetahuan prasyarat :
1) Sifat Operasi Hitung Pembagian yang lain
2) Sifat Tertutup

b. Kegiatan Inti
 Guru mengulang-ulang pertanyaan prasyarat dengan angka yang lebih besar.
 Guru menuliskan satu soal langsung dijawab oleh siswa.
 15 menit untuk menulis soal dan mengerjakannya.
 Siswa yang belum selesai harus tetap berhenti pada waktu yang sudah ditentukan, jika tertinggal berarti dianggap salah.
 Siswa mengerjakan soal di buku paket dengan waktu 10 menit.
 Guru menilai hasil siswa dan mengembalikan kepada siswa bila masih ada yang harus diperbaiki.

c. Kegiatan Akhir
 mengulang materi yang sudah diberikan

Uraian Materi :
1. Sifat Operasi Hitung Pembagian yang Lain
a) Pembagian tidak mempunyai sifat pertukaran
b) Pembagian tidak mempunyai sifat pengelompokan
c) Sifat penyebaran pembagian yaitu :
1) Terhadap Penjumlahan = ( a + b ) : = ( a : c ) + ( b : c )
2) Terhadap Pengurangan = ( a – b ) : c = ( a : c ) – ( b : c )
2. Sifat Tertutup
a) Himpunan bilangan cacah bersifat tertutup terhadap penjumlahan
Contoh : 2 + 5 = 7 ( 2, 5, dan 7 adalah bilangan cacah)
b) Himpunan bilangan cacah tidak bersifat tertutup terhadap pengurangan
Contoh : 2 – 5 = - 3 (2 dan 5 bilangan cacah, - 3 bukan bilangan cacah.)
6. Pertemuan Keenam
a. Apersepsi
Motivasi : Guru menanyakan rumus sifat komutatif, asosiatif, distributif, dan sifat operasi hitung yang lain.
Pengetahuan prasyarat : Semua sifat – sifat operasi hitung

b. Kegiatan Inti
 Guru mengulang pertanyaan prasyarat dengan angka yang lebih besar.
 Guru menuliskan satu soal langsung dijawab oleh siswa.
 15 menit untuk menulis soal dan mengerjakannya.
 Siswa yang belum selesai harus tetap berhenti pada waktu yang sudah ditentukan, jika tertinggal berarti dianggap salah.
 Siswa mengerjakan soal di buku paket dengan waktu 10 menit.
 Guru menilai hasil siswa dan mengembalikan kepada siswa bila masih ada yang harus diperbaiki.

c. Kegiatan Akhir
 Guru mengulang materi yang sudah diberikan secara lisan dan acak menunjuk siswa.

Penilaian
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Soal Uraian
c. Contoh Instrumen :
1. ……. + 567 = …… + 234
2. 123 x …… = …….. x 456
3. 20 x ( 10 + 5 ) = ( … x …) + ( … x ….)
4. ( 30 – 10 ) x 21 = (… x …. ) – ( …. X … )
5. (45 – 30 ) : 5 = ( …. : …. ) – ( …. : …. )
6. 234 + 0 = ………….
7. 456.678 x 1 = …………
8. 123.456 x 0 = …………
9. 456.789 : 1 = …………
10. ( … -….) : 3 = ( 66 : 3 ) – ( 15 : 3 )

Skor Tes Tertulis
@ nomor skor 10, nilai total 100


Tangerang, Juli 2008
Mengetahui,
Kepala SDI At-Taqwa Garuda,



Pratama,S.Pd.,M.Pd.
NIP.920067 Guru Bidang Studi,



Uning Purwati, S.Pd.
NIP. 920069






















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MATEMATIKA KELAS IV

Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung bilangan dalam menyelesaikan masalah

Kompetesi Dasar
1.2. Mengurutkan Bilangan

Indikator
1. Membaca bilangan mulai dari 1.001 sampai dengan lebih dari 50.000
2. Menentukan nilai tempat dari bilangan
3. Mengurutkan dan menyusun bilangan dari terkecil atau terbesar

Alokasi Waktu
4 x pertemuan (8 jam pelajaran x 35 menit)

Materi Pokok / Sub Materi Pokok
1. Operasi Hitung Bilangan
2) Mengurutkan Bilangan
a. Mengenal Bilangan 1.001 sampai dengan 50.000
b. Mengenal Bilangan Lebih dari 50.000
c. Menentukan Nilai Tempat
d. Membandingkan Dua Bilangan yang Melibatkan Nilai Tempat
e. Mengurutkan Bilangan dari terkecil atau Terbesar
f. Pemecahan Masalah Sehari Hari

Metode Pembelajaran
Direct Instructional (DI), Cooperative Learning (CL), Simulasi



Sumber Belajar
Buku Matematika SD Kelas IV, alat tulis, peraga matematika, kartu angka

Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Apersepsi
Motivasi : Berapa nilai uang ini ?
Pengetahuan prasyarat : Membaca bilangan lebih dari 50.000

b. Kegiatan Inti
 Guru membagikan kertas bertuliskan angka.
 Siswa berkelompok mengerjakan tugas sesuai instruksi guru :
1) Urutkan angka – angka tersebut mulai dari yang terkecil !
2) Buatlah 5 buah bilangan yang berisi puluh ribuan, ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan. Misalnya : 34.125
3) Urutkan bilangan yang laian buat di nomor 2 dari bilangan yang terbesar !
4) Tuliskan nama bilangan yang suah kalian buat !
5) Tulis nama kelompok kalian beserta nama-nama anggotanya !

c. Kegiatan akhir
 Guru menilai hasil prestasi siswa
 Guru menuliskan angka di papan tulis kemudian dibaca bersama-sama.










2. Pertemuan Kedua
a. Apersepsi
Motivasi : Besar mana 1000 dengan 2000 ?
Besar mana 1001 dengan 1002 ?
Pengetahuan prasyarat : Menentukan nilai tempat.

b. Kegiatan Inti
 Guru membagikan kertas bertuliskan angka 1.001 dan 50.000 ke atas.
 Siswa menentukan nilai tempat bilangan-bilangan tersebut.
 Guru membimbing siswa mencari jumlah atau selisih angka berdasarkan nilai tempat.
 Siswa mengerjakan soal di buku paket dan soal dari guru.

c. Kegiatan akhir
 Guru menilai hasil prestasi siswa
 Guru menuliskan angka di papan tulis kemudian menentukan nilai tempat bersama-sama.


3. Pertemuan Ketiga
a. Apersepsi
Motivasi : Kalau mau diberi uang, pilih mana Rp123.550,00 atau Rp123.500,00?

b. Kegiatan Inti
 Guru memberikan soal cerita berkaitan dengan mengurutkan bilangan.
 Siswa mengerjakan soal dari guru.

c. Kegiatan akhir
 Guru menilai hasil prestasi siswa
 Guru menuliskan angka di papan tulis kemudian diurutkan bersama-sama.

Penilaian
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Soal Uraian
c. Contoh Instrumen :
1. Tuliskan nama bilangan 45.005 !
2. Empat puluh delapan ribu sembilan ratus tujuh ditulis dengan lambang ..
3. 705.314 = ……. Ratus ribuan + ……. Puluh ribuan + …… ribuan +….ratusan + ….. puluhan + ….. satuan.
4. 90.000 + 5.000 + 600 + 50 + 7 = ………………
5. Mana yang lebih besar 345.678 atau 354.768 ?
6. 34.456 ; 34.345; 34.435, 34.267 Urutan bilangan tersebut dari yang terbesar adalah ……………..
7. Abida membeli buku cerita seharga Rp56.050,00; buku resep masak seharga Rp40.350,00; dan buku agama seharga Rp60.125,00. Harga buku-buku itu bila diurutkan dari yang paling murah adalah ………….
8. Kelereng Didin 456 butir, Bintang 439 butir, dan kelereng Hafidz 501 butir. Urutan banyak kelereng mulai dari yang terbanyak ……
9. Panjang tali Bara 345 m, tali Hanif 354 m, tali Aldy 453 m. Urutan panjang tali dari yang terpendek …………………
10. Setiap hari ayam Gina bertelur. Hari Senin 506 butir, Selasa 510 butir, dan Rabu 560 butir. Urutan hari mulai dari telur yang paling sedikit adalah ……….

Skor Tes Tertulis
@ nomor skor 10, nilai total 100

Tangerang, Juli 2008
Mengetahui,
Kepala SDI At-Taqwa Garuda,


Pratama,S.Pd.,M.Pd.
NIP.920067 Guru Bidang Studi,


Uning Purwati, S.Pd.
NIP. 920069

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MATEMATIKA KELAS IV

Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung bilangan dalam menyelesaikan masalah

Kompetesi Dasar
1.3. Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian

Indikator
1. Menghafal perkalian sampai dengan 100
2. Menghafal pembagian sampai dengan 100
3. Melakukan perkalian dengan cara bersusun
4. Melakukan pembagian dengan cara bersusun
5. Menentukan hasil bagi suatu bilangan

Alokasi Waktu
10 x pertemuan (20 jam pelajaran x 35 menit)

Materi Pokok / Sub Materi Pokok
1. Operasi Hitung Bilangan
a. Perkalian dan Pembagian

Metode Pembelajaran
Games n Fun, Cooperative Learning, Diskusi Kelompok

Sumber Belajar
Buku Matematika SD Kelas IV, alat tulis, kartu angka




Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Apersepsi
Motivasi : Kalau Ismail, Aldi, dan Rusydi masing – masing mempunyai 5 permen, berapakah permen ketiga anak itu?
Pengetahuan prasyarat : Perkalian 0 - 10

b. Kegiatan Inti
 Guru meminta siswa menuliskan perkalian 0 – 10. Setiap perkalian diberi waktu 2 menit.
 Siswa membuat kelompok-kelompok berisi 5 – 6 siswa.
 Siswa mengelompokkan perkalian yang mempunyai hasil sama
Misal : 10 = 2 x 5 , 5 x 2 11 = 1 x 11, 11 x 1

c. Kegiatan akhir
 Bersama-sama menyimpulkan bahwa perkalian bersifat asosiatif.
 Guru memberi pertanyaan secara acak kepada siswa.

2. Pertemuan Kedua
a. Apersepsi
Motivasi : Siapa tahu harga 3 x 4 ?
Pengetahuan prasyarat : Perkalian 0 - 10

b. Kegiatan Inti
 Bersama-sama mengingat beberapa perkalian.
 Siswa membuat kelompok-kelompok berisi 5 – 6 siswa.
 Siswa mengubah kalimat perkalian yang telah dibuat kemarin menjadi kalimat pembagian.
Misal : 12 : 2 = 6 atau 12 : 6 = 2, atau 12 : 3 – 4 atau 12 : 4 = 3

c. Kegiatan akhir
 Bersama-sama menyimpulkan bahwa pembagian itu kebalikan dari perkalian.
 Guru memberi pekerjaan rumah.
3. Pertemuan Ketiga
a. Apersepsi
Motivasi : Siapa masih ingat 6 x 5 = 30, berarti 30 : 6 = …. ?
Pengetahuan prasyarat : Perkalian 0 - 10

b. Kegiatan Inti
 Bersama-sama mengingat beberapa perkalian.
 Guru menerangkan tentang menentukan pasangan bilangan yang menghasilkan hasil kali terbesar.





 Siswa membuat kelompok-kelompok berisi 5 – 6 siswa.
 Secara berkelompok siswa menentukan pasangan bilangan yang menghasilkan hasil kali terbesar dari angka yang diberikan guru.
 Guru menerangkan tentang menentukan pasangan bilangan yang menghasilkan hasil kali terkecil.





 Secara berkelompok siswa menentukan pasangan bilangan yang menghasilkan hasil kali terkecil dari angka yang diberikan guru

c. Kegiatan akhir
 Bersama-sama membuktikan kembali menentukan rumus perkalian yang menghasilkan angka terbesar maupun angka terkecil.
 Guru memberi pekerjaan rumah untuk dikerjakan individu.


4. Pertemuan Keempat
a. Apersepsi
Motivasi : Guru memberikan pertanyaan tentang perkalian secara acak.
Pengetahuan prasyarat : Perkalian 0 - 10

b. Kegiatan Inti
 Bersama-sama mengingat beberapa perkalian satu dan dua angka.
 Mengingat kembali penyelesaian perkalian 2 angka dengan 2 angka secara bersusun panjang maupun pendek.
 Guru memberikan soal agar siswa mengerjakan perkalian dengan bersusun panjang.
 Guru memberikan soal perkalian bersusun pendek.

c. Kegiatan akhir
 Bersama-sama menyimpulkan bahwa perkalian bersusun panjang maupun bersusun pendek hasilnya tetap sama.
 Guru memberi pekerjaan rumah.
















5. Pertemuan Kelima
a. Apersepsi
Motivasi : Guru memberikan pertanyaan tentang perkalian secara acak.
Pengetahuan prasyarat : Perkalian 0 - 10

b. Kegiatan Inti
 Bersama-sama mengingat beberapa perkalian 2 angka.
 Menyelesaian perkalian 3 angka dengan 2 angka secara bersusun panjang maupun pendek.
 Guru memberikan soal agar siswa mengerjakan perkalian dengan bersusun panjang.
 Guru memberikan soal perkalian bersusun pendek.

c. Kegiatan akhir
 Bersama-sama menyimpulkan bahwa perkalian bersusun panjang maupun bersusun pendek hasilnya tetap sama.
 Guru memberi pekerjaan rumah.

6. Pertemuan Keenam
a. Apersepsi
Motivasi : Guru memberikan pertanyaan tentang perkalian dengan soal cerita ?
Pengetahuan prasyarat : Perkalian 0 - 10

b. Kegiatan Inti
 Siswa membuat kelompok-kelompok berisi 5 – 6 siswa.
 Guru memberikan soal agar siswa mengerjakan perkalian.
 Berlatih menyelesaikan soal cerita tentang perkalian secara berkelompok.

c. Kegiatan akhir
 Guru membahas hasil siswa.
 Guru memberi penghargaan terhadap pekerjaan siswa.
 Guru memberi pekerjaan rumah untuk dikerjakan secara individu.

7. Pertemuan Ketujuh
a. Apersepsi
Motivasi : Guru memberikan pertanyaan tentang pembagian secara acak.
Pengetahuan prasyarat : Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian

b. Kegiatan Inti
 Bersama-sama mengingat beberapa perkalian dan mengubahnya menjadi pembagian.
 Guru memberi contoh penyelesaian pembagian tak bersisa.
 Siswa mengerjakan pembagian tak bersisa.

c. Kegiatan akhir
 Guru membahas hasil siswa.
 Guru memberi penghargaan terhadap pekerjaan siswa.
 Guru memberi pekerjaan rumah.


8. Pertemuan Kedelapan
a. Apersepsi
Motivasi : Guru memberikan pertanyaan tentang pembagian secara acak.
Pengetahuan prasyarat : Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian

b. Kegiatan Inti
 Membahas PR pertemuan yang lalu
 Guru memberi contoh penyelesaian pembagian bersisa.
 Siswa mengerjakan pembagian bersisa.

c. Kegiatan akhir
 Guru membahas hasil siswa.
 Guru memberi penghargaan terhadap pekerjaan siswa.
 Guru memberi pekerjaan rumah.

9. Pertemuan Kesembilan
a. Apersepsi
Motivasi : Guru memberikan soal cerita tentang pembagian.
Pengetahuan prasyarat : Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian

b. Kegiatan Inti
 Membahas PR pertemuan yang lalu
 Guru memberi contoh penyelesaian soal cerita pembagian.
 Siswa mengerjakan soal cerita pembagian bersisa

c. Kegiatan akhir
 Guru membahas hasil siswa.
 Guru memberi penghargaan terhadap pekerjaan siswa.
 Guru memberi pekerjaan rumah.

10. Pertemuan Kesepuluh
a. Apersepsi
Motivasi : Guru memberikan pertanyaan tentang pembagian secara acak.
Pengetahuan prasyarat : Pembagian merupakan kebalikan dari perkalian

b. Kegiatan Inti
 Membahas PR pertemuan yang lalu
 Guru memberi contoh penyelesaian soal cerita campuran tentang perkalian dan pembagian.
 Siswa membuat kelompok-kelompok berisi 5 – 6 siswa.
 Siswa mengerjakan soal cerita pembagian secara berkelompok

c. Kegiatan akhir
 Guru membahas hasil siswa.
 Guru memberi penghargaan terhadap pekerjaan siswa.
 Guru memberi pekerjaan rumah.


Penilaian
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Soal Uraian
c. Contoh Instrumen :
Selesaikanlah soal-soal berikut ini :
1. Dari angka 2, 3, dan 5 yang mempunyai hasil kali terbesar adalah …
2. Dari angka 5, 4, dan 6 yang mempunyai hasil kali terkecil adalah ….
3. 46 x 33 bila dikerjakan dengan bersusun panjang adalah ….
4. 59 x 30 bila dikerjakan dengan bersusun pendek adalah ….
5. 456 x 12 = ….
6. Siswa kelas IV ada 63 siswa. Setiap siswa membawa 16 buah kelereng. Berapa banyak kelereng yang terkumpul ?
7. Pohon rambutan pak Ali ada 57 batang. Setiap pohon rata-rata berbuah 853 buah. Berapa banyak buah rambutan pak Ali setiap kali panen ?
8. 54.428 : 45 = …..
9. Seorang peternak ikan mas memiliki 2.456 ekor bibit. Semua bibit tersebut dimasukkan ke dalam 8 kolam sama banyak. Berapa isi bibit ikan mas pada setiap kolam ?
10. Sebuah kodya memiliki 4 kecamatan. Setiap kecamatan rata-rata memiliki 9 desa. Luas kodya itu 936 km2. Berapa rata-rata luas setiap desa di kodya itu ?

Skor Tes Tertulis
@ nomor skor 10, nilai total 100
Mengetahui, Tangerang, Juli 2008
Kepala SDI At-Taqwa Garuda,



Pratama,S.Pd.,M.Pd.
NIP.920067 Guru Bidang Studi,



Uning Purwati, S.Pd.
NIP. 920069


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MATEMATIKA KELAS IV

Standar Kompetensi
2. Memahami dan menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung bilangan dalam menyelesaikan masalah

Kompetesi Dasar
1.4. Melakukan Pengerjaan Hitung Campuran

Indikator
1. Mengunakan Sifat Pengerjaan Hitung Campuran Untuk Melakukan Perhitungan secara Efisien
2. Menentukan Aturan Pengerjaan-Pengerjaan campuran dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

Alokasi Waktu
2 x pertemuan ( 4 jam pelajaran x 35 menit)

Materi Pokok / Sub Materi Pokok
2. Pengerjaan Hitung Campuran

Metode Pembelajaran
Games n Fun, Cooperative Learning, Diskusi Kelompok

Sumber Belajar
Buku Matematika SD Kelas IV, alat tulis, kartu angka, soal cerita






Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Apersepsi
Motivasi : Mengingat aturan baku pengerjaan hitung campuran : KaBaTaKu (kali bagi tambah dan kurang)
Pengetahuan prasyarat : Perkalian

b. Kegiatan Inti
 Guru memberi contoh pengerjaan perhitungan cmpuran.
 Siswa mengerjakan soal perhitungan campuran sendiri-sendiri.
 Siswa membuat kelompok-kelompok berisi 4 - 5 siswa.
 Siswa memecahkan soal cerita secara berkelompok.

c. Kegiatan akhir
 Bersama-sama menyimpulkan bahwa perhitungan campuran itu memiliki aturan :
1. Tanda kali dan bagi memiliki kedudukan yang sama, jadi jika ada soal yang di dalamnya terdapat tanda kali atau bagi maka yang dikerjakan terkebih dahulu adalah yang muncul terlebih dahulu.
2. Tanda tambah dan kurang memiliki kedudukan yang sama, jadi jika ada soal di dalamnya terdapat tanda tambah atau kurang maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah yang muncul terlebih dahulu setelah tanda kali atau bagi dalam soal.
3. Tanda kali dan bagi memiliki kedudukan yang lebih dari pada tambah atau kurang, jika dalam soal ada perhitungan kali, tambah atau kurang maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah perkalian baru pembagian.
4. Jadi urutan pengerjaannya adalah kali, bagi, tambah, dan kurang.
 Guru memberi pekerjaan rumah






2. Pertemuan Kedua
a. Apersepsi
Motivasi : Soal dalam kehidupan sehari-hari juga lebih banyak menggunakan perhitungan campuran.
Membahas pekerjaan rumah pertemuan sebelumnya.
Pengetahuan prasyarat : Urutan pengerjaan hitung campuran KaBaTaKu.

b. Kegiatan Inti
 Guru memberikan contoh penyesaian perhitungan campuran pada soal cerita.
 Siswa mencoba mengerjakan soal cerita sendiri-sendiri.

c. Kegiatan akhir
 Guru memberi pekerjaan rumah.

Penilaian
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Soal Uraian
c. Contoh Instrumen :
Selesaikanlah soal-soal berikut ini :
1. 56.234 + 31.781 -35.674 = .............
2. 61.667 – 21.556 + 29.888 = ..............
3. 307 x 15 + 169 : 13 = .............
4. 4.122 : 9 x 286 – 140 = ....................
5. Bara mempunyai 10 ikat rambutan. Setiap ikat berisi 35 buah. Rambutan itu akan diberikan untuk 7 orang temannya. Berapakah banyak rambutan yang akan diterima oleh masing-masing teman Bara ?
6. Syifa membeli 7 buku tulis. Satu buku harganya Rp2.500,00. Syifa juga membeli 10 buah pulpen. Satu pulpen seharga Rp1.500,00. Jika Syifa membayar dengan 3 lembar Rp20.000,00an berapa sisa uang Syifa ?
7. Ica mempunyai 154 m pita, Puput mempunyai 133 m pita. Aulia mempunyai 152 m pita. Agar terlihat lebih berwarna-warni ketiga pita itu disambung menjadi satu. Ternyata Sari ingin meminta 67 m pita Aulia yang berada di ujung dan menggantinya dengan pita warna lain sepanjang 70 m. Berapakah panjang pita ketiga anak itu sekarang?

Skor Tes Tertulis
@ nomor skor 10, nilai total 100
Mengetahui, Tangerang, Juli 2008
Kepala SDI At-Taqwa Garuda,



Pratama,S.Pd.,M.Pd.
NIP.920067 Guru Bidang Studi,



Uning Purwati, S.Pd.
NIP. 920069

Mau usaha sendiri?

Mungkin Anda tidak puas dengan penghasilan yang Anda dapatkan. Atau mungkin Anda masih punya waktu luang di luar pekerjaan utama? Bila Anda merasakan hal itu, mungkin Anda mulai berpikir membuka usaha sendiri di luar pekerjaan utama.
Kita biasa menyebut usaha ini sebagai usaha sampingan. Kalau sekarang Anda ikut mencari penghasilan dalam keluarga, berarti Anda punya dua sumber penghasilan. Jika usaha ini makin lama makin tumbuh besar, Anda bisa memilih untuk konsentrasi di usaha Anda sendiri atau menyerahkan pengelolaan pada orang lain. Sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk diri Anda sendiri, sementara pemasukan terus berjalan. Jadi, usaha sendiri bisa memberikan Anda kebebasan waktu dan uang. Enak kan? Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain.
Tetapi merintis usaha sendiri tidak segampang itu. Awalnya, Anda harus terlibat penuh dalam usaha tersebut. Anda harus merancang sistemnya, mengatur siapa saja orang-orang yang akan membantu, bagaimana usaha itu bisa berjalan, bagaimana memasarkan, dan lain sebagainya.
Bahkan boleh dibilang, pada awal membuka usaha sendiri membutuhkan usaha yang lebih keras dibanding bila Anda bekerja pada orang lain. Tetapi jika usaha itu sudah mulai berjalan dengan baik, Anda pelan-pelan bisa mulai meninggalkannya dan membiarkan usaha tersebut berjalan dengan sendirinya.
BILA INGIN MEMBUKA USAHA SENDIRI
Sekarang, apa sih yang harus Anda perhatikan kalau ingin membuka usaha sendiri?
1. Bidang Usaha
Tentukan lebih dulu, bidang usaha macam apa yang ingin Anda jalankan. Apakah Anda ingin menjalankan usaha rumah makan kecil? Atau apakah Anda ingin membuka toko aksesoris seperti Tini, atau justru ingin membuka sebuah butik? Bagaimana kalau toko suvenir yang menjual pernik-pernik lucu seperti gelas-gelas lucu atau semacamnya? Bisa juga kan? Pada prinsipnya, semua bidang usaha tersebut bisa dibagi menjadi:
• Bidang usaha yang jarang atau belum ada
Beberapa dari Anda mungkin ragu bila ingin memulai bidang usaha yang belum ada atau masih jarang dilakukan. Tapi itu bukan berarti Anda tidak akan sukses. Tengok Aqua. Ketika pertama kali diperkenalkan, banyak orang ragu apakah Aqua bisa berhasil di pasaran, padahal belum pernah sebelumnya ada pengusaha yang menjual air minum dalam botol. Bahkan pada awalnya banyak yang mencibir: apa ada orang yang mau membeli air dengan harga lebih mahal dari bensin? Apalagi kita bisa memasak air minum sendiri di rumah. Nyatanya Aqua sukses besar.
• Bidang usaha yang sudah banyak dilakukan
Bisa juga Anda memulai Bidang Usaha yang sudah banyak dilakukan. Kalau tadi banyak orang ragu untuk memulai bidang usaha yang baru, tapi di lain pihak banyak juga orang yang ragu untuk memulai bidang usaha yang sudah banyak dijalankan. Sebagai contoh, banyak wanita yang ragu untuk membuka butik, karena di sekitarnya sudah banyak yang melakukannya.

Sebenarnya, walau butik Anda baru berdiri, tapi kalau baju-baju yang Anda jual mempunyai kelebihan atau ciri khas dibanding pesaing Anda, selalu ada peluang untuk berhasil. Belum lagi faktor pelayanan yang baik, walau usaha ini banyak pesaingnya, maka peluang berhasil tetap terbuka.

Butik BIG milik seorang artis bernama Hughes misalnya, cukup laku juga tuh. Itu karena butik itu memiliki spesialisasi khusus, yaitu hanya menjual baju yang diperuntukkan bagi wanita yang memiliki berat badan ekstra.
2. Lokasi
Di mana Anda ingin membuka lokasi usaha Anda? Di rumah sendiri? Atau Anda ingin menyewa sebuah tempat kecil di pinggir jalan? Atau Anda ingin menyewa sebuah ruko? Jangan lupa bahwa dalam beberapa jenis bidang usaha, lokasi memegang peranan yang cukup penting. Anda sendirilah yang harus menentukan lokasi mana yang tepat dalam usaha Anda. Sekali lagi, lokasi memegang peranan yang sangat penting.
3. Pelanggan
Bagaimana Anda mendapatkan pembeli barang dagangan Anda? Atau bila itu usaha jasa, bagaimana cara Anda akan mendapatkan klien? Apakah Anda akan memulainya dengan mempromosikannya dari mulut ke mulut? Ataukah Anda akan membuat brosur dan meye-barkannya dari rumah ke rumah?
Beberapa orang yang saya kenal mempromosikan usahanya dengan memasang plang di depan tempat usahanya. Ada juga yang mempromosikan usahanya dengan memasang iklan kecil di koran. Atau, kenapa Anda tidak mencoba memasang iklan Anda di internet? Internet terbukti merupakan media yang ampuh dalam menjaring pembeli, walaupun mungkin tidak semuanya.
Yang terpenting di sini adalah Anda sudah harus tahu terlebih dahulu tentang bagaimana cara Anda dalam mendapatkan pembeli atau klien dari usaha Anda. Bila tak ada pembeli, tak akan ada penjualan. Bila tak ada penjualan, maka usaha Anda tidak cukup berhasil. Sederha na sekali.
4. Tenaga Kerja
Berapa orang yang akan Anda pekerjakan? Apakah hanya Anda sendiri yang bekerja di situ? Apakah Anda juga mempekerjakan sejumlah orang dalam usaha Anda? Mungkin ada baiknya kalau Anda mulai dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit lebih dahulu. Nanti bila usaha Anda makin berkembang, Anda mungkin akan membutuhkan sejumlah tambahan orang yang bisa Anda pekerjakan.
Ada bagusnya bila Anda juga mempekerjakan anggota keluarga Anda. Seperti anak Anda (bila mereka sudah cukup umur tentunya), atau mungkin suami Anda. Dengan mempekerjakan mereka, maka secara tidak langsung mereka juga akan mempunyai rasa ikut memiliki dalam usaha tersebut. Dengan adanya rasa memiliki dari para anggota keluarga, maka dukungan yang diberikan kepada Anda untuk menjalankan usaha tersebut bisa makin besar.
5. Perencanaan Keuangan
Banyak usaha yang bangkrut karena kehabisan uang tunai. Karena itu penting sekali bagi Anda untuk memperhitungkan jumlah modal awal yang sebaiknya Anda miliki untuk bisa menjalankan usaha Anda. Alangkah baiknya apabila modal tersebut bisa mencukupi untuk membayar pengeluaran perusahaan selama 12 bulan ke depan.
Selain modal awal, apa yang harus Anda lakukan adalah dengan membuat perkiraan arus kas selama 12 bulan ke depan. Perkiraan arus kas adalah perhitungan yang menggambarkan berapa perkiraan arus keluar masuk uang tunai dalam usaha Anda. Sama seperti modal, maka alangkah baiknya kalau Anda memiliki perkiraan arus kas selama 12 bulan ke depan. Dengan demikian, dalam setahun ke depan, usaha Anda diharapkan tidak akan bangkrut hanya gara-gara kehabisan uang tunai.
Di samping hal-hal di atas, ada hal-hal lain yang perlu Anda perhatikan sehubungan dengan gaya berdagang Anda. Memang ada pepatah yang mengatakan bahwa orang baik bahagia hidupnya. Tapi dalam bidang usaha, terlalu baik hati bisa menciptakan sejumlah hambatan. Dan memang banyak pemilik usaha kecil yang terlalu “baik” dalam menjalankan usahanya, seperti:
• Mereka terlalu mengalah terhadap partner atau langganannya
• Mereka menetapkan harga yang pas-pasan saja atas produk dan jasa yang dijualnya
• Mereka terlalu baik hati dan kurang tegas terhadap bawahannya
• Mereka merasa ada sesuatu yang salah, kotor atau tak bermoral kalau mereka mendapatkan uang, keuntungan atau kesempatan.
Karena itu, hindari hal-hal seperti itu. Pengusaha yang baik tidak berlaku baik, tetapi berlaku adil. Adil terhadap partner atau pelanggannya, adil terhadap harga barang dan jasa yang dijualnya, adil terhadap bawahannya, dan tentu saja adil terhadap dirinya sendiri.
Terakhir, yang paling penting, ada satu hal yang harus ada di benak Anda sebelum memulai usaha sendiri, yaitu: SIAP UNTUK GAGAL. Rencanakan keberhasilan Anda, tetapi bersiaplah untuk gagal. Sehingga apabila Anda betul-betul gagal, Anda tidak akan down.
Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 848/XVI

Kamis, 11 Februari 2010

Belajar tiada henti...

Alhamdulillah akhirnya ku mampu berusaha untuk mengapresiasikan diri.